Pada pertengahan Maret lalu, saya dan Bapak Anofuli Lase, bakal calon wakil bupati Nias, berkesempatan berdiskusi dengan beberapa hamba Tuhan yang melayani di seluruh Kepuluan Nias, mengenai sejumlah hal terkait perkembangan pembangunan Kabupaten Nias pada masa yang akan datang ini. Pertemuan seperti sangat penting dan bermanfaat karena sebagai agen perubahan dalam masyarakat, para hamba Tuhan memiliki peranan penting, terutama dalam pembinaan karakter, akhlak, dan kepribadian umat, yang juga adalah warga masyarakat.
Dalam pertemuan itu, pertama, mereka mendoakan saya dan Bapak Anofuli Lase (Christ-Full) untuk bisa memenangi kontestasi dalam pilkada. Kedua, agar kelak Christ-Full membawa Nias lebih maju lagi. Saya sungguh senang mendapatkan apresiasi dan dukungan terhadap Christ-Full untuk maju menjadi calon bupati dan calon wakil bupati di Kabupaten Nias, terutama penguatan lewat doa yang akan terus dilakukan oleh para hamba Tuhan kepada Christ-Full.
Saya yakinkan kepada para hamba Tuhan dan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Nias bahwa Christ-Full tidak kece-kece untuk mengabdikan diri melakukan perubahan di Kabupaten Nias. Itu makanya kami memilih slogan Nias Baru, Nias akan Bangkit dan Berubah. Akan tetapi, ini tidak bisa hanya dilakukan oleh kami sendiri, Christ-Full. Para hamba Tuhan harus bersinergi dengan pemerintah kelak dalam menangani berbagai persoalan dalam masyarakat. Para hamba Tuhan tidak sekadar lagi hanya bersuara dari mimbar, tetapi sekarang saatnya turun ke desa-desa melihat kondisi jemaat. Ada banyak yang membutuhkan penguatan; membutuhkan uluran tangan.
Mendampingi Masyarakat
Saya melihat, selain kondisi perekonomian, perhatian juga harus diberikan pada sektor literasi serta memastikan bahwa jemaat itu bisa melaksanakan iman dan nilai-nilai yang diyakininya untuk diri sendiri serta untuk masyarakat. Terlebih-lebih kini gotong royong atau falulu seperti yang diwariskan oleh para leluhur kita sudah mulai kita lupakan. Saya sangat percaya, jika semua pemangku kepentingan bergerak bersama, Kabupaten Nias pasti akan maju.

Dari kiri ke kanan: Pdt. Elisama Waruwu, GBI Tetehosi, Idanogawo; Pdt. Fatulusa Waruwu, membantu pelayanan di GBI Carlita; Pdt. Elifati Gea, GBI Botolakha, Tuhemberua; Christian Zebua, Anofuli Lase, Pdt. Taminudi Laoli, dan Pdt. Perlin Hulu
Kita tidak menutup mata bahwa masyarakat kita membutuhkan penguatan dan pendampingan agar nilai-nilai kekristenan yang berisi kasih itu bisa dipraktikkan sehari-hari kepada sesama. Dengan demikian, kita menjadi pengikut Kristus yang tidak biasa-biasa saja. Sekali lagi, peran para hamba Tuhan atau gereja terletak di sini.
Saya mendorong kerja sama pemerintah dengan gereja melalui para hamba Tuhan. Gereja wajib meingatkan pemerintah, berikan masukan, agar pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa terwujud. Apalagi dalam masa-masa seperti sekarang dengan wabah pandemi korona jenis baru, Covid-19, yang mengintai setiap kita. Harapan kita kepada para hamba Tuhan untuk ikut mengingatkan jemaatnya masing-masing agar bisa terhindar dari penularan Covid-19.
Apresiasi saya kepada Bapak Pdt. Elisama Waruwu, GBI Tetehosi, Idanogawo; Bapak Pdt. Fatulusa Waruwu, membantu pelayanan di GBI Carlita; Bapak Pdt. Elifati Gea, Bapak GBI Botolakha, Tuhemberua; Pdt. Bapak Taminudi Laoli, dan Bapak Pdt. Perlin Hulu untuk setia melayani Tuhan dan sukses buat acara yang akan digelar dalam waktu dekat.